karya Imelda Hebi
Tengah malam aku terbangun mencari wajahmu
Tapi dingin dan sepihnya kamar yg kau sisahkan
Aku terisak
Tapi buru-buru terdiam
Kau tak ada untuk mendengarnya
Aku setengah bermimpi melihatmu lagi
Namun setelah terbangun,
Suasana tak ikut menegaskannya
Aku lalu berangan tentang delapan belas kali pertemuan kita
Pertemuan atas nama cinta yg tak pura-pura
ah,akhirnya ku hirup juga engkau
Lewat sarapan dan kopi panas pagi ini
Rasa yg lebih manis dari biasanya
Rasa yg dapat memelintir hatiku
Enggan ku sentuh lagi puntung rokok bekas semalam
27 mei 2011
menjelang tengah malam,ketika mata tak bisa terpejam.
0 komentar:
Posting Komentar