karya Andreas Dunga
Dandanan menor dan norak
Melintas diatas trotoar
Perempatan jalan jadi tongkrongan
Dibawah cahaya remang kota
Mengumbar senyum ,Menggantung harapan pada birahi lelaki
Tubuhnya adalah seonggok daging
Yang ternilai dengan kenikmatan birahi
Penjaja tubuh yang punya asa
Setia dalam remangnya malam
Berharap uang dari kenikmatan shyawat
Suara nakal menggoda, menyapa
Pada setiap lelaki yang melintasi ruas jalan itu
Pakaian bikini membalut ditubuh
Dengan belahan dada terbuka
Memancing mata memandang
Dan senyum menggoda pun tersungging
Mari mas... mari om... sapa perempuan itu
Atas nama birahi lelaki itu memilikinya
Dari kumpulan puisi kupu2 malam. Yogya 1994
0 komentar:
Posting Komentar