karya Andreas Dunga
Mentari menampakkan sinar
Duduk berbaris perempuan tua
Beralas selembar tikar
Dengan kaki telanjang menjajakan pinang dan siri
Sesekali terlihat senyum menawan
Cekikan canda dan tawa
Dengan barisan gigi hitam, bibir merah pinang dan siri
Meski diterpa angin dan debu
Terpanggang dari panasnya mentari
Perempuan tua itu tetap bertahan
Disampingnya duduk bocah lelaki
Dengan ingus meleleh dan luka menganga dikaki
Setia menemani perempuan tua itu
Hilir mudik oranng tak jua buat mereka beranjak
Menyandarkan harapan pada sekumpul pinang dan seikat siri
Untuk meretas hidup akan hari esok
Pranggang…pranggang…pranggang
Teriak seorang kondektur truk
juni 1984
0 komentar:
Posting Komentar